Djanur Sukses Ubah Essien Jadi Playmaker
BANDUNG – Marquee player Persib Bandung, Michael Essien, memberikan kontribusi sangat besar dalam 5 laga Liga-1 Indonesia 2017. Selain mencetak 2 gol, 2 umpan kunci mampu dihasilkan untuk melahirkan gol dari Febri Hariyadi dan Billy Keraf. Ternyata, catatan bagus itu dihasilkan oleh Essien ketika perannya disulap pelatih Djadjang Nurdjaman sebagai playmaker. Berbeda dengan karakter asli Essien yang merupakan box to box midfielder, pemain asal Ghana itu kini diminta supaya lebih ‘kalem’. Essien tidak lagi mengandalkan kekuatan fisiknya untuk berduel dan berlari. Tapi, dia kini memakai intelegency di tengah lapangan. Djanur –sapaan Djadjang- angkat bicara soal ide dia menempatkannya sebagai kreator. “Insya Allah saya tidak salah menakar kemampuan fisikal Essien untuk bermain sebagai nomor 10 pertama kali dalam hidupnya. Sampai istrinya kaget dia main jadi playmaker,” kata Djanur, Selasa (9/5). Menurutnya, secara kemampuan fisik, Essien sudah tidak sanggup untuk menampilkan cara bermain seperti saat dia masih berkibar bersama Chelsea dan klub top Eropa lainnya. Selain usianya yang sudah uzur, fisik dia juga memang belum berada di level yang ideal. Djanur mengatakan bahwa Persib memang butuh gelandang bugar yang memiliki stamina mumpuni untuk bekerja keras selama 90 menit. “Namun saya punya pertimbangan lain setelah 20 menit tentang bagaimana perkembangannya. Sementara kami butuh pemain yang mau kerja keras,” tuturnya. Secara fisik, Essien memang sudah tidak seperti dulu lagi. Namun visi bermainnya ada di level yang lebih tinggi ketimbang pemain lain. Ditambah akurasi operannya yang sangat akurat. Sehingga, Djanur memilih untuk menempatkan Essien sebagai sosok pengatur serangan ketika timnya memang butuh tenaga untuk membuat peluang. “Cukup memuaskan karena dia memiliki visi juga punya passing yang luar biasa ini sudah terbukti dalam beberapa pertandingan,” tukas Djanur. Namun, Djanur menyebut bahwa fisik Essien menjadi kendala. Essien terus menerus menjadi perdebatan karena disebut tidak kunjung mencapai peak performance. Djanur mengatakan, amunisi andalannya itu memang dipastikan tidak akan kembali ke level fisik yang dulu. Karena kini, usianya semakin menua dan meminta semua pihak supaya berhenti untuk membandingkan dia seperti ketika masih berjaya di Chelsea. (net/mid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: